Resume Sistem Pendukung Keputusan
Sistem
Menurut
Herlambang dan Tanuwijaya (2005:116) sistem dapat dibagi menjadi dua
pendekatan, yaitu pendekatan secara prosedur dan pendekatan secara komponen.
Berdasarkan pendekatan prosedur, sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari
beberapa prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Sedangkan berdasarkan
pendekatan komponen, sistem merupakan kumpulan dari komponen - komponen yang
saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu.
Keputusan
Menurut Davis dalam Hasan (2004) keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang
dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap
suatu pertanyaan.
Keputusan harus dapat menjawab
pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan.
Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat
menyimpang dari rencana semula.
Menurut
Wu dalam Hartono (2005:24) keputusan yang dilakukan oleh manajer tingkat atas
yang sifatnya adalah rutin dan berulang - ulang yang disebut istilah terprogram
(programmed) atau keputusan
terstruktur (structured decision).
Terprogram bukan berarti keputusan yang dibuat oleh komputer melalui suatu
program komputer, tetapi berupa suatu kumpulan prosedur yang dilakukan berulang
- ulang.
Menurut
Hartono (2005:24) keputusan oleh manajemen dapat diklasifikasikan ke dalam tiga
tipe, yaitu sebagai berikut ini :
1. Keputusan tidak terprogram (non programmed decision) atau tidak terstruktur (unstructured decision). Keputusan ini
sifatnya adalah tidak terjadi berulang - ulang dan tidak selalu terjadi.
Keputusan ini dilakukan oleh manajemen tingkat atas. Contohnya keputusan untuk
bergabung dengan perusahaan lain.
2. Keputusan setengah terprogram (semi structured decision) atau setengah terstruktur (semi structured decision). Keputusan ini
sifatnya adalah sebagian yang dapat diprogram, sehingga masih membutuhkan
pertimbangan - pertimbangan dari pengambil keputusan. Contohnya keputusan
membeli sistem komputer yang lebih canggih.
3. Keputusan terprogram (programmed decision) atau terstruktur (structured decision). Keputusan ini sifatnya adalah berulang -
ulang dan rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan
dilakukan terutama pada manajemen tingkat bawah. Contonya keputusan pemesanan
barang, keputusan penagihan piutang, dsb.
Sistem
Pendukung Keputusan
Menurut Keen dalam Suryadi (1998)
sistem pendukung keputusan merupakan kemampuan untuk menyelesaikan masalah -
masalah yang tidak terstruktur. Pada dasarnya sistem pendukung keputusan ini
merupakan pengembangan lebih lanjut dari sistem informasi manajemen
terkomputerisasi yang dirancang sedemikian rupa sehingga bersifat interaktif dengan
pemakainya. Sifat interaktif ini dimaksudkan untuk memudahkan keputusan seperti
prosedur, kebijakan, teknik analisis serta pengalaman dan wawasan manajerial
guna membentuk suatu kerangka keputusan yang bersifat fleksibel.
Teori Pengambilan Keputusan
1.Teori klasik
Pengambilan keputusan
itu haruslah bersifat rasional. Keputusan itu diambil dalam situasi yang serba
pasti, pengambil keputusan harus memiliki informasi sepenuhnya dan menguasai
permasalahannya. Teori ini mendasarkan diri pada asumsi dari orang yang
mempunyai pikiran ekonomi rasional untuk mendapatkan hasil atau manfaat yang
semaksimal mungkin. Segala sesuatunya itu mengarah kepada kepastian (Syamsi, 2007).
2.Teori perilaku
Teori
perilaku disebut juga administrative man
theory. Teori ini mendasarkan diri pada keterbatasan kemampuan pimpinan
untuk berpikir rasional penuh dalam mengani masalah. Dari informasi yang ada
dan beberapa alternatif yang tersedia atau disediakan oleh unit pengolah data,
maka apabila pimpinan telah merasa puas dengan salah satu alternatif pemecahan
masalah, maka alternatif itulah yang dipakainya (Syamsi, 2007).
Karakterisktik
Sistem Pendukung Keputusan
Menurut Keen dalam Sudirman dan Widjajani (1996) karakteristik sistem pendukung keputusan
sebagai berikut:
1. Sistem pendukung keputusan ditujukan untuk membantu keputusan-keputusan yang kurang terstruktur
dan umumnya dihadapi oleh para manajer yang berada di tingkat puncak.
2. Sistem pendukung keputusan merupakan gabungan
antara kumpulan model kualitatif dan kumpulan data.
3. Sistem pendukung keputusan memiliki fasilitas interaktif yang dapat mempermudah hubungan antara
manusia dengan komputer.
4. Sistem pendukung keputusan bersifat luwes dan dapat menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang
terjadi.
Tujuan
Sistem Pendukung Keputusan
Menurut Turban (2005) sistem pendukung keputusan
pada hakekatnya memiliki beberapa tujuan yaitu:
1. Membantu manajer dalam
pengambilan keputusan atas masalah semi- terstruktur.
2. Memberikan dukungan
atas pertimbangan manajer dan bukan untuk menggantikan fungsi manajer.
3. Meningkatkan
efektifitas keputusan yang diambil manajer lebih daripada perbaikan
efisiensinya.
4. Kecepatan komputasi.
Komputer memungkinkan para pengambil keputusan untuk melakukan banyak komputasi
secara cepat dengan biaya yang rendah.
5. Peningkatan produktivitas. Membangun suatu kelompok
pengambil keputusan, terutama para pakar bisa sangat mahal. Pendukung
terkomputerisasi bisa mengurangi ukuran kelompok dan memungkinkan para
anggotanya untuk berada di berbagai lokasi yang berbeda-beda (menghemat biaya
perjalanan). Selain itu produktivitas staf pendukung
(misalnya analisis keuangan dan hukum) bisa di tingkatkan. Produktivitas juga
bisa di tingkatkan menggunakan peralatan optimasi yang menentukan cara terbaik
untuk menjalankan sebuah bisnis
6. Dukungan kualitas.
Komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat, misalnya semakin
banyak data yang diakses, makin banyak juga alternatif yang bisa dievaluasi.
7. Berdaya saing. Manajemen dan pemberdayaan sumber daya
perusahaan. Tekanan persaingan menyebabkan tugas pengambilan keputusan menjadi
sulit. Persaingan di dasarkan tidak hanya pada harga, tetapi juga pada
kualitas, kecepatan, kustomasi produk, dan dukungan pelanggan. Organisasi harus
mampu secara sering dan cepat mengubah mode operasi, merekayasa ulang proses
dan struktur, memberdayakan karyawan, serta berinovasi. Teknologi pengambilan
keputusan bisa menciptakan pemberdayaan yang signifikan dengan cara
memperbolehkan seseorang untuk membuat keputusan yang baik secara cepat, bahkan
jika mereka memiliki pengetahuan yang kurang
8. Mengatasi keterbatasan
kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan. Menurut Simon dalam Turban (2005:14)
otak manusia memiliki kemampuan yang terbatas untuk memproses dan menyimpan
informasi. Orang-orang kadang sulit mengingat dan menggunakan sebuah informasi
dengan cara yang bebas dari kesalahan.
Tahap – tahap pengambilan keputusan
Menurut
Simon dalam Suryadi (2002) tahap – tahap yang harus dilalui dalam proses
pengambilan keputusan sebagai berikut :
1. Tahap
Pemahaman ( Inteligence Phace )
Tahap ini
merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta
proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam
rangka mengidentifikasikan masalah.
2. Tahap
Perancangan ( Design Phace )
Tahap ini
merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif tindakan / solusi yang
dapat diambil. Tersebut merupakan representasi kejadian nyata yang
disederhanakan, sehingga diperlukan proses validasi dan vertifikasi untuk
mengetahui keakuratan model dalam meneliti masalah yang ada.
3. Tahap
Pemilihan ( Choice Phace )
Tahap ini
dilakukan pemilihan terhadap diantaraberbagai alternatif solusi yang
dimunculkan pada tahap perencanaan agar ditentukan / dengan memperhatikan
kriteria – kriteria berdasarkan tujuan yang akan dicapai.
4. Tahap
Impelementasi ( Implementation Phace )
Tahap ini
dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang telah dibuat pada tahap
perancanagan serta pelaksanaan alternatif tindakan yang telah dipilih pada
tahap pemilihan.
Daftar Pustaka
Hartono, Jogiyanto, 2005, Analisis
dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur,
Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis, Andi, Yogyakarta.
Hasan, Iqbal, 2004,
Pokok-pokok Materi Teori Pengambilan Keputusan,
Ghalia
Indonesia, Bogor.
Herlambang, Soendoro dan Tanuwijaya, Haryanto, 2005, Sistem Informasi : Konsep, Teknologi, dan Manajemen, graha Ilmu,
Yogyakarta.
Sudirman, I dan Widjajani, 1996, Sistem Informasi
Manajemen, LEMLIIT UNPAS Press, Bandung.
Suryadi, Kadarsyah, 1998, Sistem Pendukung Keputusan, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Syamsi, Ibnu, 2007, Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi, Bumi Aksara, Jakarta.
Turban, Efraim dan Aronson, Jaye,
2005, Decision Support Systems and Intelligent
Systems, Jilid 1, Andi, Yogyakarta.