Selasa, 06 Mei 2014

Resume Sistem Pendukung Keputusan 1

Resume Sistem Pendukung Keputusan
Sistem
            Menurut Herlambang dan Tanuwijaya (2005:116) sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan secara prosedur dan pendekatan secara komponen. Berdasarkan pendekatan prosedur, sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari beberapa prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Sedangkan berdasarkan pendekatan komponen, sistem merupakan kumpulan dari komponen - komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu.


Keputusan
            Menurut Davis dalam Hasan (2004) keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan.
            Keputusan harus dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan. Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana semula.
            Menurut Wu dalam Hartono (2005:24) keputusan yang dilakukan oleh manajer tingkat atas yang sifatnya adalah rutin dan berulang - ulang yang disebut istilah terprogram (programmed) atau keputusan terstruktur (structured decision). Terprogram bukan berarti keputusan yang dibuat oleh komputer melalui suatu program komputer, tetapi berupa suatu kumpulan prosedur yang dilakukan berulang - ulang.
            Menurut Hartono (2005:24) keputusan oleh manajemen dapat diklasifikasikan ke dalam tiga tipe, yaitu sebagai berikut ini :
1. Keputusan tidak terprogram (non programmed decision) atau tidak terstruktur (unstructured decision). Keputusan ini sifatnya adalah tidak terjadi berulang - ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini dilakukan oleh manajemen tingkat atas. Contohnya keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain.
2. Keputusan setengah terprogram (semi structured decision) atau setengah terstruktur (semi structured decision). Keputusan ini sifatnya adalah sebagian yang dapat diprogram, sehingga masih membutuhkan pertimbangan - pertimbangan dari pengambil keputusan. Contohnya keputusan membeli sistem komputer yang lebih canggih.
3. Keputusan terprogram (programmed decision) atau terstruktur (structured decision). Keputusan ini sifatnya adalah berulang - ulang dan rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manajemen tingkat bawah. Contonya keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang, dsb.

Sistem Pendukung Keputusan
            Menurut Keen dalam Suryadi (1998) sistem pendukung keputusan merupakan kemampuan untuk menyelesaikan masalah - masalah yang tidak terstruktur. Pada dasarnya sistem pendukung keputusan ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari sistem informasi manajemen terkomputerisasi yang dirancang sedemikian rupa sehingga bersifat interaktif dengan pemakainya. Sifat interaktif ini dimaksudkan untuk memudahkan keputusan seperti prosedur, kebijakan, teknik analisis serta pengalaman dan wawasan manajerial guna membentuk suatu kerangka keputusan yang bersifat fleksibel.

Teori Pengambilan Keputusan
1.Teori klasik
           Pengambilan keputusan itu haruslah bersifat rasional. Keputusan itu diambil dalam situasi yang serba pasti, pengambil keputusan harus memiliki informasi sepenuhnya dan menguasai permasalahannya. Teori ini mendasarkan diri pada asumsi dari orang yang mempunyai pikiran ekonomi rasional untuk mendapatkan hasil atau manfaat yang semaksimal mungkin. Segala sesuatunya itu mengarah kepada kepastian (Syamsi, 2007).
2.Teori perilaku
            Teori perilaku disebut juga administrative man theory. Teori ini mendasarkan diri pada keterbatasan kemampuan pimpinan untuk berpikir rasional penuh dalam mengani masalah. Dari informasi yang ada dan beberapa alternatif yang tersedia atau disediakan oleh unit pengolah data, maka apabila pimpinan telah merasa puas dengan salah satu alternatif pemecahan masalah, maka alternatif itulah yang dipakainya (Syamsi, 2007).

Karakterisktik Sistem Pendukung Keputusan
            Menurut Keen dalam Sudirman dan Widjajani (1996) karakteristik sistem pendukung keputusan sebagai berikut:
1. Sistem pendukung keputusan ditujukan untuk membantu keputusan-keputusan yang kurang terstruktur dan umumnya dihadapi oleh para manajer yang berada di tingkat puncak.
2. Sistem pendukung keputusan merupakan gabungan antara kumpulan model kualitatif dan kumpulan data.
3. Sistem pendukung keputusan memiliki fasilitas interaktif yang dapat mempermudah hubungan antara manusia dengan komputer.
4. Sistem pendukung keputusan bersifat luwes dan dapat menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi.

Tujuan Sistem Pendukung Keputusan
            Menurut Turban (2005) sistem pendukung keputusan pada hakekatnya memiliki beberapa tujuan yaitu:
1. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semi- terstruktur.
2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukan untuk menggantikan fungsi manajer.
3. Meningkatkan efektifitas keputusan yang diambil manajer lebih daripada perbaikan efisiensinya.
4. Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para pengambil keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah.
5. Peningkatan produktivitas. Membangun suatu kelompok pengambil keputusan, terutama para pakar bisa sangat mahal. Pendukung terkomputerisasi bisa mengurangi ukuran kelompok dan memungkinkan para anggotanya untuk berada di berbagai lokasi yang berbeda-beda (menghemat biaya perjalanan). Selain itu produktivitas staf pendukung (misalnya analisis keuangan dan hukum) bisa di tingkatkan. Produktivitas juga bisa di tingkatkan menggunakan peralatan optimasi yang menentukan cara terbaik untuk menjalankan sebuah bisnis
6. Dukungan kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat, misalnya semakin banyak data yang diakses, makin banyak juga alternatif yang bisa dievaluasi.
7. Berdaya saing. Manajemen dan pemberdayaan sumber daya perusahaan. Tekanan persaingan menyebabkan tugas pengambilan keputusan menjadi sulit. Persaingan di dasarkan tidak hanya pada harga, tetapi juga pada kualitas, kecepatan, kustomasi produk, dan dukungan pelanggan. Organisasi harus mampu secara sering dan cepat mengubah mode operasi, merekayasa ulang proses dan struktur, memberdayakan karyawan, serta berinovasi. Teknologi pengambilan keputusan bisa menciptakan pemberdayaan yang signifikan dengan cara memperbolehkan seseorang untuk membuat keputusan yang baik secara cepat, bahkan jika mereka memiliki pengetahuan yang kurang
8. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan. Menurut Simon dalam Turban (2005:14) otak manusia memiliki kemampuan yang terbatas untuk memproses dan menyimpan informasi. Orang-orang kadang sulit mengingat dan menggunakan sebuah informasi dengan cara yang bebas dari kesalahan.
  
Tahap – tahap pengambilan keputusan
            Menurut Simon dalam Suryadi (2002) tahap – tahap yang harus dilalui dalam proses pengambilan keputusan sebagai berikut :


1.   Tahap Pemahaman ( Inteligence Phace )
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.
2.   Tahap Perancangan ( Design Phace )
Tahap ini merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif tindakan / solusi yang dapat diambil. Tersebut merupakan representasi kejadian nyata yang disederhanakan, sehingga diperlukan proses validasi dan vertifikasi untuk mengetahui keakuratan model dalam meneliti masalah yang ada.
3.   Tahap Pemilihan ( Choice Phace )
Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap diantaraberbagai alternatif solusi yang dimunculkan pada tahap perencanaan agar ditentukan / dengan memperhatikan kriteria – kriteria berdasarkan tujuan yang akan dicapai.
4.   Tahap Impelementasi ( Implementation Phace )
Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang telah dibuat pada tahap perancanagan serta pelaksanaan alternatif tindakan yang telah dipilih pada tahap pemilihan.


Daftar Pustaka

Hartono, Jogiyanto, 2005, Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan        Terstruktur, Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis, Andi, Yogyakarta.

Hasan, Iqbal, 2004, Pokok-pokok Materi Teori Pengambilan Keputusan, Ghalia     Indonesia, Bogor.

Herlambang, Soendoro dan Tanuwijaya, Haryanto, 2005, Sistem Informasi :           Konsep, Teknologi, dan Manajemen, graha Ilmu, Yogyakarta.

Sudirman, I dan Widjajani, 1996, Sistem Informasi Manajemen, LEMLIIT UNPAS Press, Bandung.

Suryadi, Kadarsyah, 1998, Sistem Pendukung Keputusan, Remaja Rosdakarya,      Bandung.

Syamsi, Ibnu, 2007, Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi, Bumi Aksara, Jakarta.


Turban, Efraim dan Aronson, Jaye, 2005, Decision Support Systems and     Intelligent Systems, Jilid 1, Andi, Yogyakarta.