Selasa, 06 Mei 2014

Resume Sistem Pendukung Keputusan 3

Resume Sistem Pendukung Keputusan 3
Pengertian Risiko
            Menurut Peltier (2001:21) risiko adalah kemungkinan bahwa sebuah ancaman akan membuka sebuah kelemahan. Menurut Schwalbe (2004:424) risiko adalah suatu kemungkinan kerugian atau kecelakaan.


Pengertian Analisis Risiko
            Menurut Peltier (2001:21) analisis risiko adalah proses mengidentifikasi aset dan ancaman, memprioritaskan ancaman kerentanan dan mengidentifikasi tindakan yang tepat untuk dilakukan.
            Sedangkan menurut Kerzner (2001:194) analisis risiko adalah proses mengkaji setiap persoalan risiko yang teridentifikas atau proses meguraikan deskripsi dari risiko, mengisolasi sumbernya dan meramalkan efeknya.

Tahap-tahap Analisis Risiko
            Menurut Knutson (2000:143) tahap-tahap analisis risiko adalah sebagai berikut:
1. Tahap identifikasi risiko
Menentukan dimensi-dimensi proyek yang berpengaruh pada risiko.
2. Tahap penilaian risiko.
Melakukan penilaian pada risiko
3. Tahap analisis risiko
Menganalisis risiko untuk mengetahui tingkat risiko.
4. Tahap Melakukan tindakan terhadap hasil analisis risiko
Menetapkan tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk meminimalisir risiko
dan menjamin suksesnya implementasi.

Linear Programming
            Menurut Subagyo dkk (2004:9) Linear Programming merupakan model umum yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah pengalokasian sumber-sumber terbatas secara optimal. Masalah tersebut timbul apabila seseorang diharuskan memilih atau menentukan tingkat setiap kegiatan yang akan dilakukannya, di mana masing-masing kegiatan membutuhkan sumber yang sama sedangkan jumlahnya terbatas. Secara sederhana, dapat diambil contoh bagian produksi suatu perusahaan yang dihadapkan pada masalah penentuan tingkat produksi masing-masing jenis produk dengan memperhatikan batasan faktor - faktor produksi dan permintaan untuk memperoleh keuntungan maksimal atau biaya yang minimal. Pada masa modern sekarang ini, Linear Programming masih menjadi pilihan dalam upaya untuk memperoleh tingkat keuntungan maksimal atau biaya yang minimal.
            Dalam memecahkan masalah di atas, Linear Programming menggunakan model matematis. Sebutan “linear” berarti bahwa semua fungsi matematis yang disajikan dalam model ini haruslah fungsi-fungsi linier. Dalam Linear Programming dikenal dua macam fungsi, yaitu fungsi tujuan (objective function) dan fungsi-fungsi batasan (constraint functions). Fungsi tujuan adalah fungsi yang menggambarkan tujuan atau sasaran di dalam permasalahan Linear Programming yang berkaitan dengan pengaturan secara optimal sumber daya-sumber daya, untuk memperoleh keuntungan yang maksimal atau biaya yang minimal. Pada umumnya nilai yang akan dioptimalkan dinyatakan sebagai Z. Fungsi batasan merupakan bentuk penyajian secara matematis batasan-batasan kapasitas yang tersedia yang akan dialokasikan secara optimal ke berbagai kegiatan. Pada dasarnya, persoalan Linear Programming dapat dirumuskan sebagai
berikut.
Cari x1, x2, x3, ..., xn
Sedemikian rupa sehingga
Z = c1x1 + c2x2 + ... + cnxn = Optimum (Maksimum atau Minimum)
dengan kendala:
a11x1 + a21x2 + ... + am1xm ≤ h1
a12x1 + a22x2 + ... + am2xm ≤ h2
a13x1 + a23x2 + ... + am3xm ≤ h3
.
.
am1x1 + am1x2 + ... + amnxn ≤ hn
x1, x2, x3, ..., xn ≥ 0
Keterangan :
Ada n macam barang yang akan diproduksi masing-masing sebesar x1, x2, x3, ..., xn.
x1, x2, ... = jumlah produksi barang tipe 1, 2, dan seterusnya.
c1, c2, ... = harga persatuan masing-masing jenis barang.
h1, h2, ... = nilai fungsi kendala 1, 2, dan seterusnya.
a11, ... = koefisien fungsi kendala.

Asumsi-Asumsi Linear Programming
            Asumsi-asumsi Linear Programming dapat dirinci sebagai berikut :
1. Proportionality
            Asumsi ini berarti bahwa naik turunnya nilai Z dan penggunaan sumber atau fasilitas yang tersedia akan berubah secara sebanding (proporsional) dengan
perubahan tingkat kegiatan.
Z = c1x1 + c2x2 + c3x3 + ... + cnxn
Setiap penambahan 1 unit x1 akan menaikkan Z dengan c1. Setiap penambahan 1 unit x2 akan menaikkan Z dengan c2, dan seterusnya.
a11x1 + a12x2 + a13x3 + ... + amnxn ≤ b1
Setiap penambahan 1 unit x1 akan menaikkan penggunaan sumber atau fasilitas 1 dengan a11. Setiap penambahan 1 unit x2 akan menaikkan penggunaan fasilitas atau penggunaan 1 dengan a12, dan seterusnya. Asumsinya adalah setiap ada kenaikan kapasitas riil, tidak perlu ada biaya persiapan (set up cost).
2. Additivity
            Asumsi ini berarti bahwa nilai tujuan tiap kegiatan tidak saling mempengaruhi, atau dalam Linear Programming dianggap bahwa kenaikan dari nilai tujuan (Z) yang diakibatkan oleh kenaikan suatu kegiatan dapat ditambahkan tanpa mempengaruhi bagian nilai Z yang diperoleh dari kegiatan lain.
Z = 3x1 + 5x2 di mana x1 = 10 dan x2 = 2;
Sehingga Z = 30 + 10 = 40
Jika x1 bertambah 1 unit, maka sesuai dengan asumsi, maka nilai Z menjadi 33 + 10 = 43. Jadi, nilai 3 karena kenaikan x1 dapat langsung ditambahkan pada nilai Z mula-mula tanpa mengurangi bagian Z yang di peroleh dari x2. Dengan kata lain, tidak ada korelasi antara x1 dan x2.
3. Divisibility
            Asumsi ini menyatakan bahwa keluaran yang dihasilkan oleh setiap kegiatan dapat berupa bilangan pecahan. Demikian pula dengan nilai Z yang
dihasilkan.
4. Deterministic (certainty)

            Asumsi ini menyatakan bahwa semua parameter yang terdapat dalam model Linear Programming (aij, bi, cj) dapat diperkirakan dengan pasti, meskipun jarang dengan tepat.


Daftar Pustaka

Kerzner, Harold, 2001, Project Management: A System to Planning, Scheduling     and Controlling, 7th Edition, John Wiley & Sons, Canada.

Knutson, Bonnie, 2000, How Students Perceive Restaurant Brands, Journal of       College Students and Fastfood, Michigan.

Peltier, T. R, 2001, Information Security Risk Anaysis, Auerbach Publications,        Boca Raton.

Schwalbe, Kathy2004, Information Technology Project Management, 3rd            edition, Course Technology : Boston Massachusetts, Boston.

Subagyo, Pangestu, Asri, Marwan dan Handoko, Hani, 2004, Dasar – dasar Operations Research, BPFE, Yogyakarta.