Resume
Sistem Pendukung Keputusan 4
Tabel Keputusan
Menurut
Kendall & Kendall (2010:781) tabel keputusan adalah tabel yang digunakan sebagai
alat bantu untuk menyelesaikan logika di dalam program.
Menurut
Kendall & Kendall (2010:781) struktur dari tabel keputusan terdiri dari empat
bagian utama, yaitu :
1.
Condition
Stub
Condition stub berisi kondisi-kondisi yang akan diseleksi.
2.
Condition
Entry
Condition entry berisi kemungkinan-kemungkinan dari kondisi yang
diseleksi, yaitu terpenuhi (diberi simbol 'Y') dan tidak terpenuhi (diberi
simbol 'T'). Setiap kondisi yang diseleksi akan mempunyai dua kemungkinan
kejadian, yaitu terpenuhi dan tidak terpenuhi. Bila ada x kondisi yang
diseleksi, maka akan terdapat N kemungkinan kejadian, yaitu sebesar N = 2x.
3.
Action
Stub
Action stub berisi pernyataan-pernyataan yang akan dikerjakan baik
kondisi yang diseleksi terpenuhi maupun tidak terpenuhi.
4.
Action
Entry
Action entry digunakan untuk memberi tanda tindakan mana yang akan
dilakukan dan mana yang tidak akan dilakukan.
Menurut
Kendall & Kendall (2010:782) langkah-langkah dalam pembuatan tabel keputusan ini
adalah sebagai berikut :
1.
Menentukan kondisi yang akan diseleksi.
2.
Menentukan jumlah kemungkinan kejadian
yang akan terjadi.
3.
Menentukan tindakan yang akan dilakukan.
4.
Mengisi condition entry.
5.
Mengisi action entry.
Pohon Keputusan
Menurut Taylor (2005:149) pohon keputusan adalah
diagram grafis yang terdiri dari simpul dan cabang. Walaupun demikian daripada
menentukan probabilitas setiap cabang seperti dalam pohon probabilitas, dalam
pohon keputusan pengguna menghitung nilai yang diperkirakan untuk tiap hasil
dan membuat keputusan berdasarkan nilai yang diperkirakan tersebut. Keuntungan
utama dari pohon keputusan adalah bahwa diagram tersebut memberikan ilustrasi
mengenai proses pengambilan keputusan. Hal ini mempermudah penghitungan nilai
yang diperkirakan yang diperlukan secara lebih tepat dan pemahaman proses
pengambilan keputusan.
Fuzzy Logic
Menurut Gelley (2000) dalam
Kusumadewi dan Purnomo (2010:2) logika fuzzy dapat dianggap sebagai kotak hitam
yang menghubungkan antara ruang input
menuju ruang output. Kotak hitam
tersebut berisi cara atau metode yang dapat digunakan untuk mengolah data input menjadi data output dalam bentuk informasi yang baik.
Menurut Cox (1994) dalam Kusumadewi
dan Purnomo (2010:2) ada beberapa alasan mengapa orang menggunakan logika
fuzzy, antara lain :
1.
Konsep logika fuzzy mudah dimengerti,
karena logika fuzzy menggunakan dasar teori himpunan. Konsep matematis yang
mendasari penalaran fuzzy tersebut cukup mudah untuk dimengerti.
2.
Logika fuzzy sangat fleksibel, artinya
mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan dan ketidakpastian yang menyertai
permasalahan.
3.
Logika fuzzy memiliki toleransi terhadap
data yang tidak tepat. Jika diberikan sekelompok data yang cukup homogen dan
kemudian ada beberapa data yang eksklusif, maka logika fuzzy memiliki kemampuan
untuk menangani data eksklusif tersebut.
4.
Logika fuzzy mampu memodelkan
fungsi-fungsi nonlinear yang sangat kompleks.
5.
Logika fuzzy dapat membangun dan
mengaplikasikan pengalaman-pengalaman para pakar secara langsung tanpa harus
melalui proses pelatihan. Dalam hal ini, sering dikenal dengan nama fuzzy expert systems menjadi bagian
terpenting.
6.
Logika fuzzy dapat bekerjasama dengan teknik-teknik
kendali secara konvensional. Hal ini umumnya terjadi pada aplikasi di bidang
teknik mesin maupun teknik elektro.
7.
Logika fuzzy didasarkan pada bahasa
alami. Logika fuzzy menggunakan bahasa sehari-hari sehingga mudah dimengerti.
Pengertian System
Development Life Cycle
Menurut Kendall & Kendall
(2010:11) system development life cycle
terdiri dari tujuh fase yaitu :
1.
Mengidentifikasi
masalah, peluang dan tujuan
Di
tahap pertama ini seorang sistem analis mengidentifikasi masalah, peluang dan tujuan
- tujuan yang hendak dicapai. Tahap ini sangat penting bagi keberhasilan
proyek, karena tidak seorangpun yang ingin membuang - buang waktu kalau tujuan
masalah yang keliru.
Orang
- orang yang terlibat dalam tahap pertama ini diantaranya adalah pemakai,
penganalisis dan manajer sistem yang bertugas untuk mengkoordinasi proyek.
Aktivitas dalam tahap ini meliputi wawancara terhadap manajemen pemakai,
menyimpulkan pengetahuan yang diperoleh, mengestimasi cakupan proyek, dan
mendokumentasikan hasil - hasilnya. Output tahap ini adalah laporan yang feasible berisikan definisi problem dan
ringkasan tujuan. Kemudian manajemen harus membuat keputusan apakah output
tersebut selanjutnya akan diproses berdasarkan proyek yang diajukan.
2.
Menentukan
syarat - syarat informasi
Pada
tahap kedua ini, sistem analis memasukkan apa saja yang menentukan syarat -
syarat informasi untuk para pemakai yang terlibat. Perangkat - perangkat yang
dipergunakan untuk menetapkan syarat - syarat informasi didalam bisnis
diantaranya adalah menentukan sampel dan memeriksa data mentah, wawancara,
mengamati perilaku pembuat keputusan dan lingkungan kantor dan prototyping.
3.
Menganalisis
kebutuhan sistem
Tahap
berikutnya adalah menganalisis kebutuhan - kebutuhan sistem. Sekali lagi,
perangkat dan teknik - teknik tertentu akan membantu sistem analis menentukan
kebutuhan. Perangkat yang dimaksud ialah penggunaan diagram aliran data untuk
menyusun daftar input, proses, dan output fungsi bisnis dalam bentuk
terstruktur. Dari diagram aliran data, dikembangkan suatu kamus data berisikan
daftar seluruh item data yang digunakan dalam sistem, spesifikasinya apakah
berupa alphanumeric atau teks, serta
berapa banyak spasi yang dibutuhkan saat dicetak.
4.
Merancang
sistem yang direkomendasikan
Dalam
tahap desain dari siklus hidup pengembangan sistem, sistem analis menggunakan
informasi - informasi yang terkumpul sebelumnya untuk mencapai desain sistem
informasi yang logik. Sistem analis merancang prosedur data entry sedemikian rupa sehingga data
yangdimasukkan kedalam sistem informasi benar - benar akurat. Selain itu sistem
analis menggunakan teknik - teknik bentuk dan perancangan layar tertentu untuk
menjamin keefektifan input sistem informasi.
5.
Mengembangkan
dan mendokumentasikan perangkat lunak
Dalam
tahap kelima dari siklus hidup pengembangan sistem, sistem analis berja bersama
- sama dengan pemogram untuk mengembangkan suatu perangkat lunak awal yang
diperlukan. Beberapa teknik terstruktur untuk merancang dan mendokumentasikan
perangkat lunak meliputi rencana terstruktur, Nassi-Shneiderman charts, dan pseudocode. Sistem analis
menggunakan salah satu semua perangkat ini untuk memprogram apa yang perlu
diprogram.
6.
Menguji
dan mempertahankan sistem
Sebelum
sistem informasi dapat digunakan, maka harus dilakukan pengujian terlebih dulu.
Akan bisa menghemat biaya bila dapat menangkap adanya masalah sebelum sistem
tersebut ditetapkan. Sebagian pengujian dilakukan oleh pemogram sendiri, dan
lainnya dilakukan oleh sistem analis. Rangkaian pengujian ini pertama - tama
dijalankan bersama - sama dengan data contoh serta dengan data aktual dari
sistem yang telah ada.
7.
Mengimplementasikan
dan mengevaluasi sistem
Ditahap
terakhir dari pengembangan sistem, sistem analis membantu untuk
mengimplementasikan sistem informasi. Tahap ini melibatkan pelatihan bagi
pemakai untuk mengendalikan sistem. Sebagian pelatihan tersebut dilakukan oleh
vendor, namun kesalahan pelatihan merupakan tanggung jawab sistem analis.
Selain itu, sistem analis perlu merencanakan konversi perlahan dari sistem lama
ke sistem baru. Proses ini mencakup pengubahan file - file dari format lama ke
format baru atau membangun suatu basisdata, menginstall peralatan, dan membawa
sistem baru untuk diproduksi.
DAFTAR PUSTAKA
Kendall, Kenneth E. dan Julie E. Kendall, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem, Edisi 5 Jilid 1, PT.
Indeks, Jakarta.
Kerzner, Harold, 2001, Project
Management: A System to Planning, Scheduling
and
Controlling, 7th Edition, John
Wiley & Sons, Canada.
Knutson, Bonnie, 2000,
How Students Perceive
Restaurant Brands, Journal of College Students and Fastfood, Michigan.
Kusumadewi, Sri dan Hari Purnomo, 2010, Aplikasi Logika Fuzzy Untuk Pendukung Keputusan, Edisi 2, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Peltier, T. R,
2001, Information Security Risk Anaysis,
Auerbach Publications, Boca
Raton.
Schwalbe, Kathy, 2004,
Information Technology Project Management, 3rd
edition,
Course Technology : Boston Massachusetts, Boston.
Taylor, Bernard W., 2005, Introduction to Management Science, Edisi 8, Salemba Empat, Jakarta.